Kamis, 07 Mei 2009

Eko Junaedi: Permen


Mulai !’.

Begitu aba2 dari salah satu trainer Kubik Leadership berkumandang, maka berjalan cepat cenderung berlarianlah lebih dari 200 orang peserta ke seluruh penjuru ruangan.

Masing2 peserta yang dibekali 5 buah permen saling memberikan satu persatu permennya ke peserta lainnya. Tidak boleh menolak pemberian dan diminta dihitung berapa kali telah memberikan permennya. Begitu terus hingga beberapa menit kemudian. Suasana begitu riuh.

Saya sempat memberikan ke oma Aning lalu ke pak Roni kemudian ke pak Hasan, lalu selintas saya lihat pak Didin ‘nyemplungin’ permennya ke cangkir saya, lanjut saya berikan ke pak Iim, ketemu pak Aris saling ngasih permen, mbak Diah menyalip dari kiri memberikan permennya, eh berpapasan dengan pak Hasan loh koq ketemu dan saling ngasih lagi, selintas kemudian ada pak Heru dan pak Faif berdampingan menghampiri dan saling beri, tiba2 pak Abduh lewat saya langsung sedikit manuver melempar sebutir permeeeennnn … dannnn …. gool saudara-saudaraa.

Setelah selesai saya melongok jumlah permen di dalam cangkir plastik yang saya genggam. Ada 23 permen. Dan saya menghitung telah memberikan 46 butir permen ke orang lain.

So ?

Ini adalah bukti, bahwa semakin kita banyak memberi maka kita tidak akan kehilangan. Malah justru bertambah, menjadi 23 butir dari semula 5 butir. Dan bahwa dari modal awal permen hanya 5 butir itu, saya juga ternyata sanggup memberi permen sebanyak 46 butir, 9x nya !.

Suatu permainan sangat sederhana dan masih bisa dinalar dengan logika. Namun itulah yang terjadi dengan matematika Allah SWT. Yang tidak sama dengan matematika manusia.

1+1 ternyata tidak selamanya menjadi 2. Dalam matematika Allah SWT bisa menjadi 27 karena 1 orang shalat lalu ditambah 1 orang lagi hingga menjadi jamaah maka akan mendapat 27 pahala.

Epos yang kita berikan bisa jadi demikian. Walau hukum kekekalan yang menjadi landasan Epos menyatakan bahwa apa yang kita berikan akan sama jumlanya dengan apa yang akan kita hasilkan atau dapatkan ketika cair, namun jika kita ‘tempelkan’ sebagai sebuah nilai ibadah maka matematika Allah SWT akan berlaku.

Terima kasih pak Jamil beserta tim Kubik Leadership atas semuanya. Juga kepada para sahabat sebagai peserta kemarin yang menambah jalinan2 tali silahturahim bagi saya pribadi terutama kelompok 16. You’re all great.

Wassalam.

-Eko June-

anda tidak harus hebat untuk memulai
tapi anda harus memulai untuk menjadi hebat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar