Rabu, 12 Oktober 2016

Jalanan Pencabut Nyawa

Jalanan kini sudah tak ramah lagi. Tanggal 26 September 2016, ba'da maghrib, saat hujan deras terjadi kecelakaan di jalan yang tak jauh dari rumah saya. Jenis kecelakaannya adalah tabrak lari, yang menjadi korban adalah seorang bapak tua yang kejiwaannya agak terganggu dan jalannya pun terhuyung-huyung. Bapak ini sedang menyeberang, tiba-tiba dari arah timur sebuah motor menyambarnya, si bapak pun ambruk, motor penabrak pergi. Beberapa orang yang menyaksikan berlari hendak menolong. Naas, belum sempat ditolong motor yang lain datang menabrak persis bagian kepala si bapak. Motor kedua ini pun berlari pergi meninggalkan si bapak yang sudah tak sadar lagi. Beliau meninggal di tempat. Satu hari setelah kejadian itu, di jalan yang sama terjadi lagi kecelakaan. Saya tidak tahu detail kejadiannya, namun kecelakaan tersebut menyebabkan 2 orang meninggal dunia. Lalu kecelakaan kembali terjadi saat saya pulang kerja. Di depan RSUD Sleman 2 motor bertubrukan di depan mata saya. Satu sedang menyeberang, satu lagi lewat dengan kecepatan tinggi. lemas kaki saya saat menyaksikan kejadian tersebut. Seketika setelah kejadian tersebut, pemotor yang tadinya berkendara dengan kecepatan tinggi menjadi berjalan lebih pelan. Tubrukan dua motor tadi seakan mengingatkan kami para pemotor berkecapatan tinggi.


Jalanan kini tak ramah lagi. Entah mengapa semua orang serasa diburu waktu sehingga memacu kendaraan secepat-cepatnya. Menyeberang jalan menjadi sesuatu yang perlu jadi perhatian juga. Saat ini orang cenderung menyeberang bukan dengan menunggu jalanan menjadi sepi, tapi mengintimidasi yang sedang berjalan, menyudutkan, memaksa berhenti. Sebaliknya, perilaku memberi kesempatan kepada penyeberang jalan pun sangat menurun. Orang cenderung tidak mudah berhenti memberi kesempatan orang lain untuk menyeberang. rambu-rambu dan pembagian jalan pun kini banyak yang tidak ditaati. Setiap berangkat bekerja saya selalu melewati sebuah jalan yang belum lama ini dibuat searah, tapi para pemakai jalan hanya berjalan searah saat ada petugas dari Dinas Lalu Lintas dan Jalan Raya, saat tak ada petugas berjaga rambu pun tak dipedulikan lagi. Pembagian jalan pun kini menjadi agak kacau, bukan karena tidak dibagi, tapi karena orang tidak begitu mempedulikan, mereka ingin cepat sampai di tujuan, jadi dimana ada jalan yang kosong, disitu akan dipakai. Pengedara mobil masuk ke jalur motor, pengendara motor masuk ke jalur mobil, hal itu sudah biasa. Dan apa yang akan terjadi? kemacetan parah.


Apa yang akan terjadi dengan jalanan di kota ini 2 atau 3 tahun mendatang?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar